Physical Address
304 North Cardinal St.
Dorchester Center, MA 02124
Physical Address
304 North Cardinal St.
Dorchester Center, MA 02124
Di zaman ini, peradaban barat modern telah menjelma menjadi sebuah ‘agama’ agung yang akarnya begitu dalam tertanam — menyusup ke dalam rumah-rumah, keluarga, sekolah, universitas, hingga berbagai lapisan kehidupan sosial. Hampir tidak ada yang luput dari pengaruhnya.
“Ketika manusia melupakan Tuhan, maka dunia menjadi gurun yang tandus bagi jiwanya.”
— Imam Al-GhazaliAgama Ilahi: Lentera Jiwa yang Tergerus
Agama ilahi sejatinya adalah lentera yang menuntun manusia menyadari hakikat penciptaan, mengarahkan jiwa menemukan makna hidup yang hakiki, serta mengajarkan pandangan dunia penuh hikmah. Namun kini, ia telah tersisihkan, menjadi simbol kosong yang kehilangan jiwa dan jati diri.
Peradaban Barat Modern: Pemuja Akal dan Nafsu
Peradaban barat modern perlahan mengikis keimanan, mengganti ruh spiritual dengan tunduk pada tuntutan ekonomi, tekanan sosial, dan fanatisme kebangsaan. Tuhan yang disembah bukan lagi sumber kebahagiaan batin, melainkan hanyalah kesenangan duniawi yang fana.
Warisan nafsu berkuasa dari Romawi Kuno membentuk pondasi peradaban ini, di mana ‘keadilan’ hanyalah untuk kelompok tertentu. Prinsip hidup materialistis dan pragmatis yang mendarah daging, menutup pintu bagi kedamaian sejati.
Sekularisme dan Hilangnya Ruh
Peradaban ini lahir dari rahim sekularisme dan liberalisme yang mengusir Tuhan dari kehidupan sehari-hari. Manusia dipaksa mengandalkan akal dan hawa nafsu, menjadikan peradaban ini sekadar pemuja nalar dan syahwat, tanpa tempat bagi ruh dan iman.
“Orang yang kehilangan jati dirinya akan tersesat dalam riuh gemuruh dunia yang fana.”
— Kahlil GibranRefleksi
Tulisan ini adalah cermin bagi hati yang masih berpendar iman, sekaligus sindiran bagi jiwa-jiwa yang telah kehilangan jejak Tuhan. Hegemoni peradaban barat modern ini adalah wujud pengrusakan aqidah di penghujung zaman.
Sudah saatnya membuka mata dan hati, menolak acuh tak acuh, dan merenung dalam-dalam demi menemukan kembali jati diri yang hakiki.